Makna I'tikaf adalah : Memutuskan hubungan dengan
segenap makhluk / kesibukan duniawi untuk menyambung penghambaan kepada
AL-KHALIQ dengan tujuan membersihkan qolbu (hati) melalui muraqohah
(merasa diawasi) oleh Allah SWT. Mengasingkan diri yang disyari'atkan
kepada umat Islam yaitu dengan i'tikaf di masjid, khususnya pada bulan
Ramadhan, dan lebih khusus lagi pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan. Sebagaimana yang telah dilakukan Nabi SAW.
Dari Aisyah R.A. berkata :
Susungguhnya Nabi SAW senantiasa beri'tikaf pada sepuluh hari (malam)
terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah SWT. mewafatkan beliau (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir yang di
dalamnya dicari Lailatul Qadar untuk menghentikan berbagai kesibukannya,
mengosongkan pikirannya dan untuk mengasingkan diri demi bermunajat
kepada Allah SWT, berdzikir, berdo'a kepada-Nya. Pada tahun terakhir
kewafatannya, beliau melakukannya mulai malam ke 11 Ramadhan (20 hari) .
Carilah Lailatul Qadar (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim dan lainnya)
Orang yang beri'tikaf telah mengikat dirinya untuk taat kepada Allah
SWT, dengan merperbanyak shalat sunnat, berzikir seperti Laa ilaaha
illallah, beristighfar, merenungkan kebesaran Allah (tafakkur),
munajat/berdo'a kepada-Nya dan memperbanyak baca Al-Qur'an. Makruh bagi
orang yang i'tikaf menyibukkan diri dengan belajar dan mempelajari ilmu
sekalipun ilmu agama, jika kesibukan itu lebih banyak menghabiskan
waktu, tetapi tidak mengapa kalau sedikit. Sebab tujuan i'tikaf adalah
membersihkan hati dengan muraqobah kepada Allah SWT, dan tujuan itu
dapat tercapai dengan dzikrullah, bukan menyibukkan diri dengan manusia,
tulis-menulis sekalipun menulis mashaf (Al-Qur'an). Tujuan dari ibadah
i'tikaf bukan memperbanyak pahala tetapi membersihKan kalbu, dengan
sebab kebersihan qolbu itu manusia memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Amin,amin,amin Yarobbal'alamin......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar